QS. 21:24-25. Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain-Nya? Katakanlah (hai Muhammad): "Unjukkanlah hujahmu! (Al Qur'an) ini adalah peringatan bagi orang-orang yang bersamaku, dan peringatan orang-orang yang sebelumku".
Sebenarnya kebanyakan mereka tiada mengetahui yang hak, karena itu
mereka berpaling. Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu
(Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku".]
[QS. 5:68. Katakanlah: "Hai Ahli Kitab (Yahudi dan Kristen), kamu tidak dipandang beragama sedikit pun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil dan apa (Al Qur'an) yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu". Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka (Ahli Kitab); maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.]
1. Bukti yang Tidak Memadai.
Yesus
lahir dalam keadaan suci. Orang Kristen sering menyebut berbagai
keajaiban yang ditunjukkannya sebagai bukti ketuhanannya. Jelas, dasar
pemikiran ini lemah. Di dalam Alkitab dikisahkan penciptaan Adam tanpa ayah dan ibu (Kejadian 2), juga tentang mukjizat Nabi Elisa (2 Raja-raja 4,5,6). Bahkan, Alkitab sendiri menjelaskan bahwa Melkisedek,
raja Salem, adalah seorang imam yang tidak berbapak, tidak beribu,
tidak bersilsilah, tidak berawal, dan tidak berakhir, karena ia sama
dengan anak Allah (Kejadian 14:18; Ibrani 7:3). Meskipun ketiga pribadi tersebut secara umum memiliki kualifikasi yang sama dengan Yesus, tidak ada seorang Kristen pun yang menuhankannya.
Di dalam teks Alkitab, Yesus menggunakan istilah "anak manusia", "anak Allah", "mesias", dan "saviour" (juru selamat), namun istilah2 tersebut juga digunakan untuk merujuk kepada orang2 selain Yesus. Misalnya, Yehezkiel disebut sebagai "anak manusia" (Yehezkiel 3:1). Selain itu, Yesus menyebut para pembawa kedamaian sebagai "anak-anak Allah" (Matius 5:9). Sikap mendua para penerjemah Alkitab terlihat dengan diterjemahkannya kata "mesias" yang tidak menunjuk kepada Yesus sebagai "orang yang Kuurapi". Misalnya, Koresy, raja Persia, diterjemahkan sebagai "orang yang Kuurapi" (Yesaya 45:1), padahal kata asli Ibraninya adalah "mesias". Lihat juga Mazmur 2:2, dimana "mesias" yang menunjuk kepada Daud diterjemahkan sebagai "yang diurapi-Nya", padahal kata asli Ibraninya adalah "mesias". Sementara itu, ayat2 yang menunjuk kepada Yesus mereka terjemahkan dengan "mesias" atau padanan kata Yunani "kristus".
Dengan cara ini, mereka berusaha memberikan kesan bahwa hanya ada satu
Mesias. Untuk orang selain Yesus, mereka menggunakan kata "penolong" (2 Raja-raja 13:5), tetapi untuk ayat2 yang menunjuk Yesus, mereka terjemahkan sebagai "juru selamat", padahal sama2 mengemban misi "saviour".
Persekongkolan
dalam aktivitas penerjemahan modern dapat ditunjukkan dengan mudah.
Alkitab King James 1611 tersebar secara luas. Bandingkan Alkitab
tersebut dengan versi terjemahan yang lebih akhir, misalnya New American
Bible. Pada Alkitab yang pertama, di dalam 2 Raja-raja 13:5 kita
dapatkan kata "saviour", sedangkan pada New American Bible, kata itu diganti dengan sinonimnya, "deliverer".
Jelasnya, menurut Alkitab sendiri, "juru selamat" itu tidak hanya
menunjuk kepada Yesus maupun Tuhan (Yesaya 43:3), tetapi juga menunjuk
kepada orang2 lain selain Yesus, hanya saja mereka menerjemahkannya
secara tidak fair (2 Raja-raja 13:5, Nehemia 9:27 dan Obaja 1:21, saviours, bentuk jamak).
Ada pernyataan lain yang dapat disebutkan di sini. Dalam Yohanes 8:58
dikatakan, "...sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Seandainya Yesus
bermaksud mengklaim bahwa ia telah hidup sebelum Abraham, apakah itu
merupakan alasan yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa ia adalah Tuhan?
Orang Kristen mungkin tidak mengira bahwa Nabi Yeremia juga telah mengalami kehidupan sebelum manusia (Yeremia 1:5). Seharusnya, mereka
menafsirkan pernyataan di dalam Yeremia tersebut dengan cara yang sama
ketika mereka menafsirkan Yohanes 8:58, yaitu secara harfiah. Namun, mengapa mereka tidak menerapkan pemahaman yang sama?
2. Bukti yang Mendua.
Di dalam Yohanes 14:10 Yesus berkata, "...Aku di dalam Bapa dan Bapa di dalam Aku..." dan di dalam Yohanes 10:30
Yesus mengatakan, "Aku dan Bapa adalah satu." Bahasa Yunani
menerjemahkan "satu" dengan "hen". Beberapa sarjana menegaskan bahwa
satu2nya pemahaman yang mungkin dari kata tersebut adalah "satu dalam
esensi atau wujud". Namun, kedua pernyataan itu tidak berdasar, satu
contoh untuk membantahnya sudah cukup. Kata2 yang sama dipakai oleh
Yesus di dalam Yohanes 17:11,21,22,23 menunjukkan bahwa Yesus dan murid2nya berada di dalam satu kesatuan. Dengan demikian, kedua pernyataan yang dinisbahkan penulisnya ke dalam mulut Yesus di atas belumlah cukup untuk menunjukkan ketuhanan Yesus.
Kalimat lain yang sering dikemukakan oleh kalangan Kristen adalah apa yang dikatakan sebagai pernyataan Yesus di dalam Yohanes 3:16, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal..." Orang Kristen mengatakan bahwa kata "tunggal" dalam ayat itu secara khusus mengacu kepada Yesus, bukan "anak-anak Allah" yang lain. Ini juga menunjukkan sikap mereka yang tidak konsisten, sebab dalam Keluaran 4:22 dikatakan bahwa Israel adalah anak sulung Allah, dan dalam Yeremia 31:9 dikatakan bahwa Efraim adalah anak sulung Allah. Jadi, bagaimana mungkin Yesus disebut sebagai anak tunggal Allah? Lebih jauh, kata "tunggal" juga terdapat dalam Ibrani 11:17 yang mengacu kepada Ishak. Sementara itu, Alkitab sendiri menjelaskan bahwa kakak Ishak, Ismael, hidup lebih lama daripada ayahnya (Kejadian 25:9). Dengan demikian, Ishak tidak pernah secara tegas mengatakan dirinya sebagai anak tunggal Abraham. Sadar akan kejanggalan ini, sarjana Kristen tidak menafsirkan kata tersebut secara harfiah. Namun, mengapa hal itu tidak mereka terapkan juga pada Yohanes 3:16? Sekali lagi, sikap mendua ini membuktikan bahwa Yohanes 3:16 adalah bukti yang tidak meyakinkan.
Diakui atau tidak, istilah "Bapa" yang dipakai Yesus ketika ia berbicara dengan Tuhan juga menimbulkan kontroversi. Tetapi, pada kesempatan ini, kami sekedar ingin menunjukkan bahwa penggunaan istilah tersebut oleh Yesus bukanlah bukti yang meyakinkan bahwa Tuhan adalah Bapa dari Yesus. Semua orang Kristen memakai kata "Bapa" ketika menyebut Tuhan. Bahkan, orang Yahudi pun memakai istilah itu (Yohanes 8:41).
Sementara itu, sarjana tertentu menggunakan ayat Markus 14:36 (yang di dalamnya Yesus menggunakan kata "Abba" untuk Bapa) sebagai landasan argumentasi. Menurut mereka, penggunaan kata "Abba" menunjukkan adanya hubungan yang sangat unik antara Yesus dan Tuhan, yaitu antara Tuhan Anak dan Tuhan Bapa. Namun, argumentasi ini sangat lemah karena bagian2 kitab suci seperti Roma 8:15 dan Galatia 4:6 menyebutkan bahwa setiap orang Kristen dianjurkan memakai istilah "Abba" jika menyebut Tuhan.
3. Bukti yang Lemah.
Di dalam sebuah kisah dalam Perjanjian Baru (Yohanes 20:28), disebutkan bahwa Tomas mengatakan, "My Lord and my God"
(Tuanku dan Tuhanku). Orang Kristen bersikukuh bahwa Tomas menyebut
Yesus dengan kedua sebutan itu. Orang Islam tidak keberatan terhadap
istilah "lord" karena kata tersebut (sebagaimana dijelaskan di dalam Alkitab) mempunyai arti "tuan", kecuali bagian2 tertentu dalam Perjanjian Lama, kata "lord" bisa disetarakan dengan "God". Misalnya, dalam Mazmur 110:1 terdapat dua kata "lord", yang pertama berarti "Tuhan", sedang yang kedua berarti "tuan". Sara juga memanggil suaminya dengan sebutan "Lord"
(1 Petrus 3:6). Pendapat Tomas yang menyatakan bahwa Yesus adalah
"Tuhan" adalah masalah lain. Yesus menunjukkan bahwa kitab2 Perjanjian
Lama sendiri menyebut orang2 sebagai "Allah" atau "God" (Yohanes 10:34, Mazmur 82:6), bahkan Musa diangkat Tuhan sebagai "Allah" atau "God" (Keluaran 7:1).
Menurut "doktrin trinitas", perbedaan antara Bapa dan Anak adalah esensial. Namun, prinsip ini dikaburkan oleh Yohanes 14:9. Di sini Yesus berkata kepada seseorang bernama Filipus, "...Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa..."
Pernyataan yang secara harfiah sangat tegas itu mengandung sebuah
doktrin yang sulit diterima, yaitu Yesus adalah Bapa. Para penafsir
mengatakan bahwa "Bapa" adalah sinonim "Tuhan".
Kita bisa memahami maksud ucapan yang dinisbahkan ke dalam mulut Yesus
sebagai "melihat dia adalah sama dengan melihat Tuhan karena ia adalah
Tuhan". Padahal, penulis yang sama juga menuturkan di dalam Yohanes 5:37, yang merupakan pernyataan Yesus sebaliknya. Dalam ayat ini, Yesus berkata mengenai Bapa kepada orang banyak, "...Kamu tidak pernah mendengar suara-Nya, rupa-Nya pun tidak pernah kamu lihat." Jelaslah, bahwa Yohanes 14:9 adalah bukti yang lemah.
4. Bukti secara Menyeluruh.
Orang Kristen bersandar pada ayat di dalam Yohanes 5:18,
"...karena ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapanya sendiri dan dengan
demikian menyamakan dirinya dengan Allah." Mereka melewatkan ayat2
selanjutnya yang menjelaskan bahwa Yesus menundukkan dirinya di hadapan
Tuhan dan menjelaskan kerendahan posisinya di hadapan Tuhan, bahkan
secara tegas Yesus menyatakan dirinya sebagai rasul/utusan Tuhan (Yohanes 5:30-31).
Di dalam Matius 2:5,
Yesus berkata kepada seorang yang lumpuh, "Hai anak-Ku, dosamu sudah
diampuni." Beberapa orang ahli Taurat yang hadir di situ merasa kaget
dan bertanya2 di dalam hati, "Siapakah yang dapat mengampuni dosa selain
dari Allah sendiri?" Sementara itu, di dalam ayat Yohanes 12:49 Yesus menafikan inisiatif pribadi dengan berkata, "Sebab Aku berkata-kata bukan
dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang
memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku
sampaikan." Lihat juga Yohanes 8:40-42 yang sangat tegas menyatakan bahwa Yesus hanyalah seorang rasul/utusan Tuhan untuk umat Israel.
KEMUSTAHILAN KETUHANAN YESUS !!!
|
Alkitab mencatat beberapa kemustahilan
berkaitan dengan dugaan ketuhanan Yesus, misalnya, Yesus sujud
menyembah kepada Allah (Matius 26:39 dan Markus 14:35-36). Selain itu,
ketika disalib, Yesus berteriak memohon pertolongan kepada Allah (Matius
27:46 dan Markus 15:34, teks ini sebenarnya dikarang
dari Mazmur 22:2-6). Yesus juga tidak mengetahui kapan datangnya hari
kiamat (Markus 13:31-32). Bahkan, Yesus menyuruh umatnya untuk berdoa
dan memohon ampun kepada Allah (Matius 6:9-13). Tindakan/sifat2 Yesus
tersebut, sangat mustahil dimiliki oleh Tuhan, tetapi tindakan/sifat2
tersebut hanya mungkin dimiliki oleh makhluk2-Nya yang sudah semestinya
menjadi hamba2-Nya.
Catatan2 Alkitab di atas, jelas2 membantah
ketuhanan Yesus. Tetapi mengapa umat Kristen bersikukuh menuhankan
Yesus? Jawabannya terletak pada "doktrin gereja" yang sudah ditanamkan
kepada setiap individu Kristen semenjak ia masih kanak2. Umat Kristen,
pada dasarnya tidak benar2 memahami isi Alkitab yang sebenarnya. Mereka
lebih mendasarkan diri pada apa yang gereja katakan tentang Yesus, bukan berdasarkan pada apa yang sebenarnya Alkitab katakan tentang Yesus. Di sinilah penyebab kesalahpahaman umat Kristen tentang pribadi Yesus.
Lebih jauh, hampir semua orang yang mendengar cerita penyaliban ketika itu, beranggapan bahwa yang disalib itu adalah Yesus, oleh karena rupa orang tersebut benar2 mirip dengan
Yesus. Hal ini dimanfaatkan oleh para sastrawan dari Yunani dan Romawi
(dimana bangsa Romawi ketika itu menjajah Palestina) yang ingin
mengabadikan cerita penyaliban itu, dengan menjadikan Septuaginta
Perjanjian Lama berbahasa Yunani sebagai salah satu sumber karangan
mereka. Lebih jauh lagi, nama "injil" yang diklaim umat Kristen untuk
menyebut karya sastrawan "Matius", "Markus", "Lukas", dan "Yohanes",
justru baru muncul pada akhir abad ke-2 Masehi ("Salib di Bulan Sabit", karya: DR. Jerald F. Dirks). Adapun Kitab Suci Injil yang diturunkan Allah kepada Yesus, sebagaimana dinarasikan dalam injil2 kanonik di bawah ini, telah hilang dimusnahkan oleh tangan2 Bani Israel.
Matius 4:23 Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu. (Lihat juga Matius 9:35; 11:1; 24:14; dan 26:13).
Markus 1:14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, (Lihat juga Markus 1:15,38-39; 3:14; 8:35; 10:29; 13:10; 14:9; dan 16:15,20).
Lukas 4:43 Tetapi Ia berkata kepada mereka: "Juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku diutus." (Lihat juga Lukas 4:44; 8:1; 9:6; dan 20:1).
Jelasnya,
nama "injil" yang diberikan kepada "Matius", "Markus", "Lukas", dan
"Yohanes", BUKANLAH Kitab Suci Injil yang asli, yang diturunkan Allah
kepada Yesus. Sedangkan Injil sebagaimana tersebut dalam ayat2 "injil" kanonik di atas, tentu saja Injil yang asli
yang diturunkan Allah kepada Yesus. Pada waktu itu, sedikit sekali
orang yang benar2 tahu dan mengerti tentang "Injil". Barulah setelah
Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tabir kebohongan Perjanjian Baru itu sedikit demi sedikit semakin terbongkar.
YESUS MEMBANTAH KETUHANANNYA !!!
|
Simak baik2 pernyataan Yesus menurut 4 injil kanonik di bawah ini yang sangat tegas membantah ketuhanannya (perhatikan cetak merah):
MATIUS:
4:10 Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
7:21. Bukan
setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam
Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di
sorga.
7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu
juga?
7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
19:16 Ada seorang datang kepada Yesus dan berkata: "Guru yang baik, perbuatan apakah yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?"
19:17 Jawab Yesus: "Mengapa engkau memanggil-Ku Guru yang baik, hanya satu yang baik, yaitu Tuhan. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah-Nya. (al. KJV, Douay-Rheims Bible).
MARKUS:
12:28.
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki
bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada
orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang
paling utama?"
12:29 Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. 12:30
Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap
jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.
12:31
Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum
ini." 12:32 Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali,
Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain
kecuali Dia.
LUKAS:
4:8 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"
YOHANES:
12:49 Sebab Aku berkata-kata bukan
dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang
memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku
sampaikan.
12:50 Dan Aku tahu, bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Jadi apa yang Aku katakan, Aku menyampaikannya sebagaimana yang difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.
17:3 Inilah
hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya
Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus.
20:17
Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum
pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan
katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.
Berikut ini kesaksian orang2 Israel dimana Yesus menjalankan misi kerasulannya, tentang kenabian Yesus (bukan Tuhan):
MATIUS:
21:10 Dan ketika Ia masuk ke Yerusalem, gemparlah seluruh kota itu dan orang berkata: "Siapakah orang ini?"
21:11 Dan orang banyak itu menyahut: "Inilah nabi Yesus dari Nazaret di Galilea."
LUKAS:
24:17
Yesus berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu percakapkan sementara
kamu berjalan?" Maka berhentilah mereka dengan muka muram.
24:18
Seorang dari mereka, namanya Kleopas, menjawab-Nya: "Adakah Engkau
satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi
di situ pada hari-hari belakangan ini?"
24:19 Kata-Nya kepada mereka: "Apakah itu?" Jawab mereka: "Apa yang terjadi dengan Yesus orang Nazaret. Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di depan seluruh bangsa kami.
24:20
Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan
Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya.
24:21
Padahal kami dahulu mengharapkan, bahwa Dialah yang datang untuk
membebaskan bangsa Israel. Tetapi sementara itu telah lewat tiga hari,
sejak semuanya itu terjadi.
Perhatikan juga kutipan dua kisah Yesus menurut "Injil" Yohanes berikut ini, yang menunjukkan bahwa Yesus sama sekali tidak pantas menyandang predikat "Tuhan", bahkan ia justru menunjukkan penghambaannya di hadapan Tuhan sebagai seorang Nabi/Rasul Allah bagi umat Israel:
YOHANES:
7:15 Maka heranlah orang-orang Yahudi dan berkata: "Bagaimanakah orang ini mempunyai pengetahuan demikian tanpa belajar!"
7:16 Jawab Yesus kepada mereka: "Ajaran-Ku tidak berasal dari diri-Ku sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku. 7:17
Barangsiapa mau melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku
ini berasal dari Allah, entah Aku berkata-kata dari diri-Ku sendiri.
7:18 Barangsiapa
berkata-kata dari dirinya sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya
sendiri, tetapi barangsiapa mencari hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia
benar dan tidak ada ketidakbenaran padanya.
11:33.
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang
datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan
berkata:
11:34 "Di manakah dia kamu baringkan?" Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!"
11:35 Maka menangislah Yesus.
11:36 Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!"
11:37
Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata
orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak
mati?"
11:38 Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu.
11:39
Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu,
berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia
mati."
11:40 Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"
11:41 Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku.
11:42 Aku
tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang
banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku."
11:43 Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: "Lazarus, marilah ke luar!"
11:44
Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih
terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. Kata
Yesus kepada mereka: "Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."